PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN EMOSIONAL
A.
Perkembangan
Intelektual
1. Aspek
Perkembangan Kognitif: Tahap Operasi Konkrit Piaget
Kadang-kadang anak usia antara 5-7
tahun memasuki tahap operasi konkrit (concrete
operations), yaitu pada waktu anak dapat berpikir secara logis mengenai
segala sesuatu.
2. Berpikir
Operasional
Manurut Piaget pada tahap ketiga,
anak mampu berpikir operasional: mereka dapat mempergunakan berbagai symbol,
melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan aktivitas mental sebagai
kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai berpikir
dalam aktivitasnya. Semacam ini berlaku sampai pada tahap berbagai opersi
formal, sampai pada tahap remaja, anak mampu berpikir secara abstrak, tes
hipotesis, dan mengerti tentang kemungkinan (probabilitas).
3. Konservasi
Konservasi adalah salah satu
kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada tahap
konkrit, misalnya mengenal atau mengetahui dua bilangan yang sama akan tetap
sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.
4. Bagaimana
konservasi dikembangkan
Pada umumnya anak bergerak dengan
melalui tiga tahapan dalam mengusai konservasi.
Tahap pertama, anak preoperasional
gagal mengkonservasi dalam arti tidak mengerti tentang konsep perubahan, mereka
tidak mengetahui dan tidak mengerti behwa mereka dapat merubah sesuatu,
misalnya dengan menggerakkan sesuatu benda (bola) tanpa merubah bentuknya.
Tahap kedua, merupakan
transisional. Mereka lebih banyak memperhatikan berbagai hal dan tidak terpaku
pada satu aspek saja dalam situasi tertentu, seperti berat, lebar, panjang, dan
tebal akan tetapi mereka gagal mengetahui berbagai dimensi tersebut berhubungan
satu sama lain. Tahap ketiga, yaitu tahap terakhir, anak dapat mengkonservasi
dan dapat memberikan alas an secara logis atas jawaban yang mereka berikan.
Alasan tersebut mengacu pada perubahan, identitas, atau konpensasi. Jadi anak
pada operasi konkret menunjukkan suatu kualitas kognitif lebih lanjut daripada
anak preopersional.
B.
Perkembangan Emosi
1. Gangguan
Emosional pada Kanak-kanak
Berbagai penyebab ketakutan pada
anak, misalnya pada suasana yang gelap sehingga takut melakukan sesuatu pada
malam hari di luar rumah; takut berhadapan dengan seorang dokter karena pernah
mendapat pengobatan yang berlebihan dosisnya (overdosis); karena tempramen orang dewasa di rumahnya, misalnya
sering dimarahi sehingga anak takut berhadapan dengan orang dewasa, abik dengan
orang tuanya sendiri maupun orang lain.
2. Beberapa
tipe masalah emosional
Kebrutalan atau kebringasan anak
Nampak pada prilakunya; mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali
memerlukan bantuan orang lain. Misalnya, berkelahi, membohong, mencuri, merusak
hak milik dan merusak aturan yang berlaku. Bentuk tindakan tersebut merupakan
ekspresi yang keluar dari emusional yang terganggu. Setiap prilaku yang kronis
harus dianggap sebagai suatu tanda adanya emosional yang terganggu.
3. Gangguan
kecemasan
Gangguan kecemasan dimulai pada
masa kanak-kanak.diantaranya gangguan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia) sekolah. Gangguan semacam ini
sering kali tidak mau berteman; dengan kata lain dia suka menyendiri dan selalu
peduli terhadap penyakitnya, misalnya sakit kepala, sakit perut. Kondisi
semacam itu dapat mempengaruhi anak laki-laki maupun perempuan semenjak
kanak-kanak bahkan sampai dewasa usia mehasiswa.
4. Takut
sekolah
Unsure yang paling utama dalam
memperlakukan anak yang takut (phobia)
pada sekolah dapat dimulai sejak dini dan dilakukan secara terus menerus.
Apabila perlakuan semacam ini dilakukan secara teratur dan dibimbing dengan
baik, maka pada saat kembali ke sekolah anak tersebut tidak akan mengalami
kesukaran apapun.
5. Kematangan
sekolah
Secara umum, usia anak yang
dianggap matang sekolah adalah lima atau enam tahun. Pada rentang usia ini,
anak telah mencapai perkembangan fisik sebagai dasar yang dibutuhkan untuk
dapat melaksanakan segala sesuatu di sekolah, antara lain, anak telah mampu
mengurus dirinya sendiri, menguasai penggunan alat tulis dengan benar, dan
dapat menerima makanan padat, disamping perkembangan kognitif yang memadai,
misalnya anak mulai dapat membeca dan menulis.
6. Depresi
pada masa Kanak-kanak
Gejala dasar yeng mempengaruhi
gangguan tersebut adalah serupa pada masa kanak-kanak hingga dewasa. Keakraban
hanya merupakan salah satu tanda dari masa kanak-kanak yang mengalami depresi.
Gangguan tersebut dapat mengakibatkan anak tidak suka bersenang-senang, tidak
dapat berkonsentrasi dan menunjukan berbagai reaksi emosional yang normal.
Gejala depresi antara lain; gangguan konsentrasi, tidur kurang, selera makan
kurang, mulai berbuat kejelekan di sekolah, tidak merasa bahagia, selalu mengeluh karena penyakit
jasmani yang dideritanya, selalu merasa bersalah. Ada yang berpendapat bahwa
hal ini merupakan factor keturunan, ada yang mengatakan bahwa depresi tersebut
dikarenakan adanya stress umum dalam keluarga, atau dikarenakan kurang
perhatian orang tua karena mereka juga sedang mengalami gangguan.
7. Perawatan
problema emosional
Perawatan secara khusus untuk
gangguan tersebut tergantung pada berbagai factor, misalnya problema yang
bersifat alamiah, kepribadian anak, kesedian orang tua untuk berpartisipasi,
kemudahan diperolehnya perawatan dalam masyarakat, social ekonomi orang tua,
dan orientasi profesional pada pertama kali berkonsultasi.
PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa
adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar
dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu, perkembangan bahasa
dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan
bahasa terbagi atas dua periode besar,
yaitu: periode prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun).
Periode
linguistic terbagi dalam tiga fase, yaitu:
1. Fase
satu kata atau Holofrase, menyatakan pikiran yang konpleks, baik yang berupa
keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas.
2. Fase
lebih dari satu kata, pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana
yang terdiri dari dua kata.
3. Fase
ketiga adalah fase diferensiasi, periode terakhir dari masa balita yang
berlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Anak mampu mempergunakan kata ganti orang “saya”
untuk menyebut dirinya.
PERKEMBANGAN
SOSIAL, MORAL DAN SIKAP
A.
Perkembangan
Sosial
Kemampuan
anak untuk menyusuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta
berbagai pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai
aktivitas soaial merupakan modal dasar yang amat penting bagi anak untuk
mencapai kehidupan yang sukses dan menyenangkan pada waktu yang akan datang.
1. Ganjaran
atau Hadiah
Ganjaran atau Hadiah adalah bentuk
apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi yang telah dicapai.
Fungsi
Hadiah
Tiga fungsi hadiah yang amat
penting dalam pendidikan, yaitu:
a. Memiliki
nilai pendidikan
b. Memberikan
motivasi kepada anak
c. Memperkuat
perilaku
2. Hukuman
a. Fungsi
Hukuman
1. Fungsi
Restriktif sebagai pembatasan
2. Hukuman
sebagai fungsi pendidikan sebagai penjelasan
3. Hukuman
sebagai penguat motivasi sebagai
memperkuat.
B.
Perkembangan
Moral dan Sikap
Pada
dewasa ini pakar identifikasi sebagai sumber dari proses mempelajari perilaku
moral. Beberapa proses perilaku moral dan sikap anak.
1. Imitasi
(Imitation), berarti peniruan sikap,
2. Internalisasi
adalah suatu proses yang merusak karena pengaruh social.
3. Introvert
dan ekstrovert, introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri
dari lingkungan sosialnya, minat, sikap atau keputusan yang diambil berdasarkan
pada perasaan, pemikiran dan pengalamannya sendiri. Sebaliknya ekstrovert
adalah kecenderungan untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya, sehingga
segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh
orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.
4. Kemandirian,
adalah kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik
dalam bentuk material maupun moral.
5.
Ketergantungan
atau overdependency,memiliki
ketidakmandirian, yang mencakup fisik atau mental dan prilakunya berlainan
dengan anak “normal”.
6.
Bakat atau aptitude, potensi dalam diri seseorang
untuk mencapai sesuatu tingkat kecakapan.
Menurut ilmu pengetahuan terdapat
dua jenis bakat yang dimiliki dan dapat dikembangkan, yaitu:
a. Bakat
yang bertalian dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan
khusus, contoh: orang berbakat dagang, menulis/menyusun karangan dsb; bakat
semacam ini disebut juga vocational
aptitude.
b. Bakat
yang diperlukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan tertentu atau pendidikan
khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi) yang diperlukan oleh orang
arsitek, disebut juga scholastic aptitude.
PERBEDAAN
INDIVIDUAL ANAK USIA SD
A.
Perbedaan pada
perkembangan fisik
Rata-rata
pertumbuhan tersebut sangat berbeda antara rasa tau bangsa diberbagai Negara,
faktor lingkungan juga akan mempunyai peranan dalam mempertajam perbedaan
individu anak. Kondisi kesehatan anak dapat berbeda, faktor lingkungan sekolah
yang nyaman, asri, kelas yang terang dan bersih.
Perkembangan motorik
pada anak laki-laki dan perempuan usia SD
Usia
|
Perilaku yang terpilih
|
6
7
8
9
10
|
Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan
teliti, sedangkan pada anak laki-laki lebih superior dalam kekuatan, dan
beberapa tindakannya kurang kompleks. Ada kemungkinan saling menyiap.
Anak-anak dapat melempar dengan pergeseran berat yang tepat dan langkah yang
tetap.
Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa
memperhatikan kemungkinannya. Anak-anak dapat berjalan melangkah lebar dengan
seimbang. Anak-anak dapat melompat secara teliti dalam segi tempat yang
sempit. Anak-anak mampu melakukan lompatan dengan tepat.
Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan
tekanan 6 kg. pada usia tersebut anak laki-laki dan perempuan suka bergabung
dalam permainan kelompok. Anak-anak juga melakukan gerakan berirama dengan
pola 2-2, 2-3 atau 3-3. Anak-anak perempuan dapat melempar bola sejauh 12
meter, sedangkan anak laki-laki dapat lebih jauh, yaitu 21 meter.
Anak perempuan dapat mpat setinggi 21 centimeter,
sedangkan anak laki-laki dapat sampai 10 inci. Anak laki-laki dapat lari
sejauh 49,5 meter per detik, anak perempuan kurang dari 37,5 meter per detik.
Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm,
sedangkan anak perempuan melompat setinggi 135 cm.
|
Kesimpulan yang
diambil dari hasil studi di atas, bahwa apabila siswa laki-laki dan perempuan
di kelas 3, 4, dan 5 SD diberi pendidikan jasmani yang sama, maka pada beberapa
hal anak perempuan anak berhasil lebih baik daripada anak laki-laki. Beberapa
hal tersebut adalah bias berjalan cepat dan meloncat jauh (E.G. Hall & Lee,
1984).
Perbedaan Perkembangan
Moral pada Anak
Tahapan
|
Perkiraan Usia
|
Perkembangan
|
0
|
4-6 tahun
|
Anak berpendapat bahwa pandangan dia hanya
satu-satunya kemungkinan
|
1
|
6-8 tahun
|
Anak sadar bahwa orang lain mengintergrasikan
suatu situasi dengan cara yang berbeda dengan interprestasi mereka sendiri
|
2
|
8-10 tahun
|
Anak mempunyai kepedulian yang bertolak belakang
menyadari bahwa orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dan orang lain peduli
bahwa dia memiliki pandangan tertentu. Anak mengerti bahwa membiarkan orang
lain tahu bahwa permohonannya tidak akan dilupakan
|
3
|
10-12 tahun
|
Anak dapat membayangkan bahwa perspektif orang
ketiga perlu diperhitungkan
|
4
|
Remaja
|
Orang-orang sadar bahwa komunikasi dan pengambilan
peranan tidak selalu dapat menyelesaikan masalah untuk mengatasi nilai-nilai
lawannya
|
Jenis-jenis Kebutuhan
Anak Usia SD
Sebagai
makhluk psiko-fisik, anak-anak sejak bayi sudah memiliki kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisik dan spikis, akan terjadi perubahan-perubahan kebutuhan yang
lebih besar. Kebutuhan sosial psikologis akan semakin lebih banyak disbanding
dengan kebutuhan fisiknya sejalan dengan usianya. Pada dasarnya, kebutuhan
individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis
dan psikologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan,
minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis
adalah kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan
kepribadian pada seseorang, contohnya kebutuhan untuk dicintai,
mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu, dimana
kebutuhan psikologis tersebut lebih rumit dan sulit diidentifikasi.
Selain kebutuhan yang mendasar seperti diuraikan di atas,
terdapat suatu teori kebutuhan yang di kembangkan oleh Maslow (1954), sebagai
acuan terhadap teori-teori lain tentang kebutuhan dan masih relevan hingga
kini. Membagi berbagai aspek kebutuhan secara berjenjang menjadi 6 aspek
kebutuhan.
1. Kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan
menyadari potensinya,
2. Kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan dan keindahan,
3. Kebutuhan akan penghargaan: berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan dan pengakuan,
4. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki: berafiliasi dengan
orang lain, diterima, dan memiliki,
5. Kebutuhan dengan rasa aman: merasa aman dan terlindungi, jauh
dari bahaya,
6. Kebutuhan fisiologis: rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya.
Asfek Kebutuhan Menurut
Lindgren
Jenjang
|
Deskripsi
|
Karakteristik
|
4
3
2
1
|
Aktualisasi
Diri
Kebutuhan
untuk memiliki
Perhatian dan
kasih sayang
Kebutuhan
jasmaniah, termasuk keamanan dan pertahanan diri
|
Kebutuhan yang
terkait dengan pengembangan diri yang lebih rumit dan sifat sosial.
Kebutuhan yang
terkait dengan mencari teman, atau pegangan pada orang lain.
Kebutuhan ini
berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memiliki. Bisa berupa kebutuhan untuk
diperhatikan, diterima atau diakui teman.
Berkaitan
dengan pemeliharaan dan pertahanan diri yang sifatnya individual.
|
Pembagian
keempat aspek kebutuhan bersifat hierarkis dari kebutuhan yang mendasar yaitu
jasmani hingga aktualisasi diri.
Pemaparan dari
keempat tersebut diantaranya:
A. Kebutuhan
Jasmaniah pada anak usia SD
Sesuai dengan perkembangan fisik
anak usia SD yang bersifat individual, pada masa tumbuh kembang, kebutuhan anak
akan berpariasi misalnya, porsi makanan dan minuman meningkat, kebutuhan
pemeliharaan dan pertahanan diri, perkembangan moral dan sosial.
Sehubungan
dengan pemenuhan beberapa kebutuhan melalui disiplin, Hurlock (1978)
mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:
1.
Memberikan rasa
aman, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas.
2.
Membantu anak
untuk menghindari rasa bersalah atau malu karena telah berbuat salah.
3.
Berusaha belajar
bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan
sebagai tanda agar tumbuh dan berkembang secara positif.
4.
Mendorong anak
mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin sesuai dengan
perkembangan dirinya.
5.
Mengembangkan
hati nurani dan mengasah intuisi dalam dirinya, dapat mengambil keputusan
secara bertnggungjawab dan juga dapat mengendalikan tingkah laku.
B. Kebutuhan
akan kasih sayang
Pada tahap perkembangan social anak
usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD, sudah ingin memiliki
teman-teman tetap. Perkembangan tersebut sejalan dengan kebutuhan untuk
disayangi dan menyayangi teman.
C. Kebutuhan
untuk memiliki
Pada masa usia di kelas rendah,
anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Sehingga
kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki. Artinya, segala sesuatu baik teman
maupun guru dipandang sebagai punya diri sendiri.
D. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini relative lebih
abstrak dan komplek, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi pada dasarnya
merupakan perkembangan dari kebutuhan sebelumnya.
Salah satu kebutuhan yang terkait
dengan kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need achievement. Karena anak SD sudah
timbul keinginan untuk menjadi terhebat, maka mereka berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai prestasi.
Dari uraian keempat aspek kebutuhan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa semua kebutuhan bisa saling mengisi dan
berbeda satu dengan yang lain terhadap setiap masing-masing anak dan sejalan
dengan perbedaan perkembangan mereka.
DeCecco dan Grawford (1974)
mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa,
yaitu:
1.
Membangkitkan
semangat siswa
Dalam
kegiatan pembelajaran, guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan
siswa dengan menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran agar siswa tidak
menjadi bosan.
2.
Memberikan
harapan yang realistis
Guru
harus menjelaskan harapan yang relistis yang dapat dicapai siswa dengan keadaan
perbedaan siswa-siswanya dan dapat memodifikasi atau merubah harapan-harapan
yang tidak realistis. Guru harus mempunyai data tentang kemajuan akademis.
3.
Memberikan
insentif
Guru
perlu memberikan insentif kepada siswa diantaranya berupa, penghargaan, pujian,
hadiah, atau kata-kata yang manis.
4.
Memberikan
pengarahan
Guru semestinya
harus mengatakan tegas kepada siswa apabila siswa berbuat kekeliruan. Guru
perlu pula meminta kepada siswanya untuk melakukan tindakan yang diharapkan
dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar